Bertumbuh
dalam Mendengarkan Suara Allah
©2007 Freedom for the Captives Ministries
Semua ayat Alkitab dari Terjemahan
Baru © Lembaga
Alkitab Indonesia (Indonesian Bible Society), 1994
Boleh difotokopi untuk pemakaian pribadi
Tidak untuk diperdagangkan
Catatan: Jika Anda punya mentor, Anda dapat
meminta bantuan mereka untuk menggarap pertanyaan dalam bahan ini. Jika Anda
tidak punya mentor, Anda dapat meminta kepada Tuhan untuk mendapatkan seorang
mentor. Seorang mentor yang mendengarkan Tuhan dapat sangat menolong proses
pertumbuhan rohani Anda.
I.
Pengertian – Alkitabiah dan Pengalaman
A. Alkitabiah
1. Apakah Anda percaya bahwa Allah berbicara
kepada anak-anak-Nya? (Lihat Yohanes
10:1-30.)
2. Apakah Anda termasuk salah seorang
anak-anak-Nya?
3. Apakah Anda percaya bahwa Allah ingin
berbicara kepada Anda dengan cara
yang dapat Anda mengerti? Jika tidak, mengapa?
B. Pengalaman
1. Apakah Anda tahu adanya berbagai cara
Tuhan berbicara kepada anak-anak-Nya? Cara-cara tersebut termasuk:
·
Tuhan
berbicara kepada kita melalui Alkitab – secara umum atau secara khusus
·
Tuhan
berbicara kepada kita melalui alam
·
Tuhan
berbicara kepada kita melalui orang lain
·
Tuhan
mengingatkan kita tentang sesuatu atau menunjukkan kepada kita artinya
·
Roh
Kudus menyatakan sesuatu melalui:
Ø Kesan-kesan
Ø Pikiran
Ø Wawasan
Ø Gagasan yang kreatif
·
Tuhan
mengatur peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita
·
Perasaan
“terbebas dan damai”
·
Mimpi
dan penglihatan
·
Tuhan
berbicara kepada kita dalam suara yang dapat didengar
·
Peristiwa-peristiwa
ajaib
·
Cara
lain yang Tuhan gunakan untuk berbicara kepada kita
1. Bagaimanakah pengalaman Anda dalam
mendengarkan suara Tuhan pada waktu lampau (jika pernah)? Sebutkan satu sampai
lima pengalaman yang berarti.
2. Apakah Anda ingin agar Tuhan berbicara
lebih sering lagi kepada Anda? Jika demikian, mintalah Dia menolong Anda
bertumbuh dalam mendengarkan suara-Nya.
II.
Hambatan dalam Mendengarkan Suara Tuhan
dan Jalan Keluarnya
A. Hambatan Terkait dengan Pemahaman Alkitab
1. Tidak percaya bahwa Tuhan berbicara kepada anak-anak-Nya. Jika Anda tidak percaya bahwa Tuhan
berbicara kepada anak-anak-Nya, maka jalan keluarnya adalah Anda mempelajari
ajaran Alkitab tentang hal ini.
2. Tidak yakin bahwa Anda adalah anak-Nya.
a. Jika Anda belum pernah meminta kepada
Tuhan untuk mengampuni Anda dan menjadikan Anda salah seorang dari
anak-anak-Nya, maka jalan keluarnya lakukanlah sekarang. Hal ini termasuk juga
mempercayakan seluruh hidup Anda kepada-Nya, dan hidup dalam ketaatan
kepada-Nya.
b. Jika Anda sudah meminta kepada Tuhan untuk
mengampuni Anda dan menjadikan Anda salah seorang dari anak-anak-Nya, namun
belum yakin bahwa Anda telah menjadi anak-Nya, maka jalan keluar adalah untuk
menggarap sebabnya keraguan tersebut.
3. Tidak percaya bahwa Tuhan ingin berbicara kepada Anda. Jika
Anda percaya bahwa Tuhan berbicara kepada anak-anak-Nya, dan Anda tahu bahwa
Anda adalah anak-Nya, namun Anda tidak yakin bahwa Tuhan ingin berbicara kepada
Anda, maka jalan keluar adalah untuk
menggarap sebabnya keraguan Anda.
B. Hambatan yang Terkait dengan Konsep Anda tentang Allah
1. Kalau Kesan Mengenai “allah” yang Dicontoh oleh Orang Tua Anda Tidak Sesuai
dengan Allah yang Benar. Pada umumnya anak-anak belajar tentang Allah secara langsung dari orang tua
mereka melalui interaksi. Misalnya, jika orang Tua kejam terhadap anaknya, maka
anak itu menganggap bahwa Allah juga kejam seperti orang tuanya. Keterkaitan
ini sangat kuat bagi orang tua yang lebih dominan dalam hubungan pernikahan
(seorang yang merujuk kepada “allah” yang dilihat oleh anak-anak dalam sistem
keluarga).
Kesalahan kita dalam memandang Allah dapat diubah. Langkah nyata dalam
proses ini adalah dengan mengetahui pandangan Anda tentang Allah, dan bagaimana
pandangan Anda telah dibentuk oleh orang tua Anda. Dengan menggarap hal-hal
berikut ini, Anda dapat lebih mengerti bagaimana cara Anda memandang Allah.
·
Daftarkan
tiga sampai lima kata sifat yang menggambarkan interaksi Anda dengan ayahmu.
Misalnya: kasihan, pengertian, ada jarak, dingin, kasar, kejam, baik, lemah
lembut, penolakan.
·
Daftarkan
tiga sampai lima kata sifat yang menggambarkan interaksi Anda dengan ibumu.
Misalnya: kasihan, pengertian, ada jarak, dingin, kasar, kejam, baik, lemah
lembut, penolakan.
·
Daftarkan
tiga sampai lima kata sifat yang menggambarkan bagaimana Anda memandang Allah
dalam pengalaman Anda (tidak secara logika, hanya berdasarkan perasaan).
Misalnya: kasihan, pengertian, ada jarak, dingin, kasar, kejam, baik, lemah
lembut, penolakan.
·
Keterkaitan
apakah, jika ada, yang Anda lihat antara interaksi Anda dengan ayah atau ibumu
dan bagaimana Anda memandang Allah melalui pengalaman Anda?
·
Dari
jawaban Anda pada pertanyaan-pertanyaan ini, apa yang dapat Anda simpulkan
mengenai ketepatan atau tidak ketepatan konsep Anda tentang Allah?
·
Sejauh
manakan pengalaman Anda sesuai dengan Alkitab, dan dalam hal apakah pandangan
Anda berbeda dengan firman Allah?
·
Jika
pandangan Anda berbeda dengan cara firman Allah menjelaskan Allah, maukah Anda
meminta kepada Allah untuk mengubah pandangan Anda agar dapat “memandang Dia”
sesuai ada-Nya? Mintalah jika Anda mau.
Langkah tambahan menuju pengembangan konsep yang tepat tentang Allah
termasuk:
·
Meminta
Allah menolong Anda memisahkan pengertian
Anda tentang karakter orang tua Anda dan bagaimana mereka berinteraksi dengan
Anda, dari pengertian tentang Allah
yang sebenarnya dan bagaimana Ia berinteraksi dengan anak-anak-Nya.
·
Meminta
Allah menolong Anda untuk melihat lebih jelas siapa Allah yang sebenarnya dan
bagaimana Ia berinteraksi dengan anak-anak-Nya.
·
Menggarap
masalah-masalah dasar yang menghalangi Anda untuk memiliki konsep yang tepat
tentang Allah.
·
Bertumbuh
dalam hubungan dengan Allah sesuai dengan kebenaran karakter-Nya, termasuk
berkomunikasi dengan Dia sesuai kehendak-Nya (dan meminta Allah untuk menolong
Anda terus bertumbuh dalam hal ini).
2. Penyalahgunaan dan Trauma. Jika Anda pernah disalahgunakan (secara rohani, emosi, fisik, seksual,
dll.) atau mengalami pengalaman lain yang membuat trauma, hal ini dapat
mempengaruhi pandangan Anda tentang Allah secara drastis. Minta Allah untuk menolong Anda menemukan
seseorang yang dapat menolong Anda untuk memproses pengalaman tersebut, dan cara-cara
pengalaman tersebut telah mempengaruhi konsep Anda tentang Allah, orang lain,
dan diri Anda sendiri.
3. Hambatan Lain dalam Memandang Allah Sebagaimana Adanya. Mintalah Allah untuk mengungkapkan
hambatan lain yang menghalangi Anda dalam memandang Allah sebagaimana ada-Nya.
Salah satu contoh adalah tidak ingin mengenal siapa sebenarnya Allah itu (karena jika demikian Anda harus berubah).
Menggarap masalah-masalah mendasar yang berkaitan.
C. Hambatan Terkait dengan Konsep Anda tentang Diri Sendiri
1. Menurut Pendapat Anda, Bagaimana Allah Memandang Anda. Menggarap hal-hal berikut dapat menolong
Anda mengidenifikasi pandangan Anda tentang
Allah, dan mengatasi halangan-halangan yang terkait dengan kegiatan
mendengarkan Allah:
·
Daftarkan
tiga sampai lima kata sifat yang menggambarkan bagaimana Allah memandang Anda.
Misalnya: suci, tak bersalah, dapat diterima, tidak layak dikasihi, tidak dapat
diampuni, tidak berguna.
·
Apakah
Anda yakin bahwa Allah sungguh
mengasihi Anda? Jika demikian, seberapa besar? Jika tidak, mengapa demikian?
·
Apakah
Anda yakin bahwa Allah menerima Anda sepenuhnya?
Mengapa atau mengapa tidak?
·
Apakah
Anda yakin bahwa Allah ingin
berkomunikasi dengan Anda? Mengapa atau mengapa tidak?
·
Apakah
Anda sungguh-sungguh ingin
mendengarkan Dia? Mengapa atau mengapa tidak?
·
Ringkaslah
pendapat Anda tentang bagaimana Allah memandang Anda.
·
Menggarap
masalah-masalah apa pun yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan di atas ini dan
hal masalah mendasar lainnya yang terkait.
2. Bagaimana Anda Memandang Diri Sendiri. Menggarap hal-hal berikut akan menolong Anda
mengidentifikasi pandangan Anda tentang diri sendiri, dan mengatasi
halangan-halangan dalam soal mendengarkan Allah:
·
Daftarkan
tiga sampai lima kata sifat yang menggambarkan bagaimana Anda memandang diri
sendiri. Misalnya: suci, tak bersalah, dapat diterima, tidak layak dikasihi,
tidak dapat diampuni, tidak berguna.
·
Apakah
Anda mengasihi diri sendiri? Jika tidak, mengapa?
·
Apakah
Anda menerima diri sendiri? Jika tidak, mengapa?
·
Menurut
pendapat Anda, adakah orang yang sungguh
ingin berkomunikasi dengan Anda?
Mengapa atau mengapa tidak?
·
Ringkaslah
pendapat Anda tentang bagaimana Anda memandang diri sendiri.
·
Menggarap
masalah-masalah apa pun yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan di atas ini dan
masalah mendasar lainnya yang terkait.
D. Hambatan Lain dalam Mendengar Suara Tuhan
1. Kemarahan, Kepahitan, Kegeraman, Keinginan untuk Balas Dendam, dan/atau Roh
yang Mengeritik. Jalan
keluarnya adalah melalui pertobatan dan penyerahan (dan menggarap
masalah-masalah dasar yang terkait).
2. Ketakutan, Kegelisahan, Keraguan. Jalan keluarnya adalah melalui percaya dan
berserah (dan menggarap masalah-masalah dasar yang terkait).
3. Tidak Mengampuni. Jalan
keluarnya adalah melalui pengampunan dari dalam hati (dan menggarap
masalah-masalah dasar yang terkait).
4. Tidak Mengaku Dosa. Jalan
keluarnya adalah melalui pertobatan (dan menggarap masalah-masalah dasar yang
terkait).
5. Hati yang Tidak Berserah dan/atau Kekhawatiran Mengenai Hasil suatu
Peristiwa yang Tidak Diserahkan. Jalan keluarnya adalah melalui percaya dan berserah (dan menggarap
masalah-masalah dasar yang terkait).
6. Fokus kepada Diri Sendiri dan/atau Perlindungan Diri. Hal ini sering dikaitkan dengan hal
percaya. Bila kita terfokus kepada diri sendiri atau perlindungan diri, kita
cenderung hanya membuka telinga untuk jawaban yang ingin kita dengar. Fokus
kepada diri sendiri akan mempersulit kita untuk mendengar suara lain kecuali
suara kita sendiri. Jalan keluarnya adalah melalui fokus ke luar: mengasihi
Allah dan sesama.
7. Sumpah dan Keputusan. Beberapa contoh adalah: Jangan berbicara, berpikir, merasa, mendengarkan,
percaya, perlu, ingin, dan/atau mau sesuatu. Jalan keluarnya adalah mencari
kehendak Allah tentang hal tersebut (yang difasilitasi dengan menggarap
masalah-masalah dasar yang terkait).
8. Perasaan bahwa meminta Allah untuk berbicara dengan Anda adalah hal yang
tidak realistis atau tidak bijaksana karena suatu alasan. Alasan-alasan itu termasuk: Anda sulit
mempercayai Allah sepenuhnya. Anda takut bahwa meminta Allah berbicara kepada
Anda dapat membawa Anda pada kekecewaan atau hukuman. Anda merasa bahwa Allah
itu jauh, tidak peduli, atau kejam. Jalan keluarnya adalah dengan menggarap sebabnya Anda merasa bahwa meminta Allah
berbicara kepada Anda merupakan hal yang tidak realistis atau tidak bijaksana
(termasuk menggarap masalah-masalah dasar yang terkait).
9. Pandangan tentang Hubungan. Beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan kepada diri sendiri adalah:
“Perasaan apakah yang Anda antisipasi dari hubungan secara umum dengan orang
lain?” “Apakah Anda mengantisipasi hubungan dengan orang lain akan menyenangkan
atau menyakitkan?” “Atau apakah Anda mengantisipasi sesuatu yang lain dari
suatu hubungan, seperti kekecewaan, perselisihan/konflik, kepuasan, ...?” Jika
Anda mengantisipasi hal negatif dari suatu hubungan, jalan keluarnya adalah
dengan menggarap hal-hal dasar yang terkait, dan meminta Allah menolong Anda
dalam mengembangkan hubungan yang sehat dengan Dia dan sesama.
10. Kesibukan. Sangatlah sulit
mendengarkan Allah jika kita tidak mengambil waktu untuk mendengarkan Dia.
Jalan keluarnya adalah memutuskan untuk mengambil waktu khusus guna
mendengarkan suara Allah (dan menggarap alasan-alasan penyebabnya, seperti
takut untuk diam atau takut akan kekariban).
11. Ketidaksabaran. Kadang-kadang
kita terlalu cepat menyerah. Jalan keluarnya adalah bertekun.
12. Tidak Sungguh-sungguh Ingin
Mendengarkan Apa yang Akan Allah katakan. Jalan keluarnya adalah membereskan hal-hal dasar
yang terkait (seperti tidak mau berubah, takut akan kekariban, hal yang
berhubungan dengan kepercayaan, dan/atau menganggap sesuatu ataupun seseorang
yang lain lebih penting dari pada Allah).
13. Tidak Tahu Bagaimana Mendengarkan. Jalan keluarnya adalah belajar mendengarkan dan
membereskan hal-hal dasar yang terkait.
Langkah-langkah dalam belajar mendengarkan orang
lain termasuk:
·
Peduli
tentang apa yang mereka ingin katakan
·
Menundang
mereka untuk berbagi dengan Anda
·
Ambillah
waktu untuk mendengarkan apa yang mereka ingin katakan
·
Refleksikan
kepada mereka pendapat Anda tentang perkataan mereka dan dapatkan umpan balik
dari mereka
·
Mempertajamkanlah
kemampuan Anda untuk mendengarkan, agar Anda dapat mendengar dengan lebih tepat
apa yang mereka katakan.
Langkah-langkah dalam belajar mendengarkan Allah termasuk:
·
Peduli
tentang apa yang Dia ingin katakan
·
Meminta
Dia untuk berbicara kepada Anda
·
Ambillah
waktu untuk mendengarkan apa yang Allah ingin katakan (termasuk bertumbuh dalam
pengetahuan tentang firman Allah, dan belajar untuk berdiam diri)
·
Refleksikan
kepada Allah pendapat Anda tentang perkataan Allah dan mintalah Allah menolong
Anda untuk meyakini apakah itu benar-benar perkataan Allah atau bukan
·
Mempertajamkanlah
kemampuan Anda untuk mendengarkan, agar Anda dapat mendengar dengan lebih tepat
apa yang Allah katakan.
14. Tidak Menaati Sesuatu yang Sudah Difirmankan oleh Allah. Jika Allah sudah berbicara kepada Anda,
dan Anda tidak menaati suara-Nya, jalan keluarnya adalah menaatinya. Kalau sudah
terlambat untuk menaati apa yang sudah dikatakan-Nya kepada Anda sebelumnya,
mintalah ampunan-Nya, dan mintalah Dia menunjukkan kepada Anda langkah yang
(jika ada) Ia kehendaki agar Anda melakukannya sekarang terkait dengan hal ini.
15. Hambatan Lain. Mintalah
Allah mengungkapkan kepada Anda apa pun yang
menghalangi Anda dalam mendengarkan-Nya dengan jelas – melalui cara apa pun
yang dipilih-Nya. Jika Anda tidak mau berdoa dengan cara ini, mungkin alasannya adalah salah satu hambatan
dalam mendengarkan Allah. Jalan keluarnya adalah menggarap hambatan-hambatan
yang Allah ungkapkan kepada Anda.
III. Langkah-langkah Praktis untuk Mengatasi Hambatan dalam Mendengarkan Suara
Tuhan
A. Mintalah Agar Allah Menolong Anda. Mintalah Dia:
·
Untuk
menolong Anda bertumbuh dalam mendengarkan suara-Nya
·
Untuk
menolong Anda mendengar setiap bisikan-Nya.
B. Carilah Cara untuk Mengatasi
Hambatan-Hambatan. Mintalah
Allah:
·
Untuk
menolong Anda mempercayai-Nya, berserah kepada-Nya, dan menaati-Nya
·
Untuk
menunjukkan kepada Anda hambatan-hambatan yang menghalangi Anda mendengarkan
suara-Nya
·
Untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi Anda mendengarkan suara-Nya
·
Untuk
menunjukan kepada Anda cara praktis mengatasi hambatan-hambatan ini. (Anda
mungkin ingin meminta bantuan seorang mentor untuk mengatasi hambatan-hambatan
ini. Jika
ada banyak hambatan yang mungkin, mungkin Anda ingin meminta bantuan seorang
mentor untuk menentukan hambatan mana yang pertama
harus diatasi, dan yang mana selanjutnya).
C. Berlatih Mendengarkan Suara Tuhan
·
Ambillah
waktu khusus untuk mendengarkan Allah.
·
Mintalah
Allah untuk berbicara kepada Anda sepanjang hari – sesuai cara yang
dikehendaki-Nya – dan untuk menolong Anda mendengarkan semua yang
difirmankan-Nya kepada Anda.
D. Menguji dan Mengevaluasi
·
Ujilah
apa yang Anda dengar untuk memastikan konsistensinya dengan firman Allah.
·
Evaluasi
apakah yang Anda benar-benar mendengarkan suara Allah.
·
Carilah
pandangan orang yang dewasa secara rohani dan yang memiliki ketajaman yang
baik.
·
Teruslah
bertumbuh dalam ketajaman dan belajar mendengarkan suara Allah.
·
Teruslah
meminta, mencari, melatih, menguji, dan mengevaluasi.
E. Langkah Tindakan Lain:
·
Evaluasilah
kemajuan Anda secara berkala.
·
Rayakan
keberhasilan Anda.
·
Dengan
mempelajari firman Allah:
Ø Belajarlah lebih lagi tentang siapa Allah sebenarnya
Ø Belajarlah lebih lagi tentang betapa Allah
sesunguhnya mengasihi
Anda
Ø Belajarlah tentang betapa sering Allah
ingin berbicara kepada Anda. (Allah selalu berbicara kepada kita, tetapi kita
tidak selalu mendengarkan-Nya. Ia menempatkan Roh-Nya yang Suci, yang senang
berkomunikasi dengan kita, dalam hati kita. Allah ingin kita bertumbuh dalam
mendengarkan suara-Nya).
Ø Belajarlah lebih lagi tentang jalan dan
sudut pandang Allah.
·
Bersukacitalah
karena Allah ingin berkomunikasi dengan Anda, dan karena dengan kuasa-Nya Dia
sanggup menolong Anda bertumbuh dalam mendengarkan suara-Nya. “Dan
supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam
panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi
orang-orang kudus, dan betapa hebat
kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang
dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati
dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari
segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama
yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang
akan datang. Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan
Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan
segala sesuatu” (Epesus 1:18-23).
Terpujilah Allah!
IV.
Sumber untuk Penelaahan Lebih Lanjut
A. Robinson, Stuart. 1998. Cara
Mendapatkan Kuasa. Yayasan Perkabaran Injil “IMMANUEL”, Jl. Proklamasi
No. 76, Jakarta 10320
B. Freedom for the Captives Ministries. 2005.
Out of Darkness into Light, Wholeness Prayer basic Modules,
Standard Version.
C. North , James L. dan Oh, Daniel, S.T,M. Sharpening
Your Interpersonal Skills (versi Bahasa Indonesia). Departmen Sumber Daya Manusia Para
Navigator.